Masih sangat banyak generasi muda yang belum mengenal budaya Panji, dan sangat disayangkan esensi-esensi Panji pun belum terserap penuh ke dalam pelaku-pelaku yang berkaitan dengan budaya Panji. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal Mahabarata dan Ramayana dari pada ciptaan hasil maha karya bangsa sendiri (Local Genius). Oleh sebab itu, saya bermaksud untuk mengundang pakar-pakar yang berkecimpung dan mendalami nilai-nilai maupun esensi budaya Panji, bersama-sama dengan saya untuk menciptakan keseimbangan dan harmoni dalam melestarikan budaya Panji. Pembahasan dalam diskusi ini, bagaimana kita mewujudkan persatuan pencinta Panji dalam satu kekuatan besar yang solid yang berdasarkan pada kerakyatan, kesederhanaan, pengetahuan, keadilan, kesabaran, kebenaran, kesuburan, berjuang untuk cita-cita, cinta dan kesetiaan, kedamaian, spiritualitas. Nilai-nilai dan esensi tersebut sangat berkaitan dalam sastra, seni jawa kuno, seni/pentas, pertanian/kesuburan, spiritualitas, melalui edukasi dan pariwisata. Konteks hubungan yang saya maksud justru telah berjalan selaras di Thailand, dimana selain seni pertunjukan juga dianggap sebagai sesuatu yang sacral . Tujuan pertemuan ini untuk bersama kita memikirkan dan mencipta visi dan misi antara lain ; konsep, bentuk dan aplikasi.
Dengan kata Bu Lydia Kieven ini, kami memulai kelompok diskusi Pertemuan Pencinta Panji. Pastilah, Indonesia ada budaya asli yang sangat kaya. Tetapi masih banyak harus dilakukan untuk budaya ini ditunjukkan secara cokok. Situs web ini adalah bagian aktifitas revitalisasi, penunjukkan dan mengonservasi budaya ini. Kalau anda belum tahu arti budaya Panji itu, klik di atas untuk menemukannya. Seterusnya, selamat datang di situs web Pencinta dan Pusat Panji!